Text
Seminggu di desa itu
Sepasang suami istri yang dikaruniai anak perempuan yang bernama fifi dan fani. Fifi adalah anak yang sombong, egois, dan suka membantah. Sedangkan fani anak yang baik dan sakit-sakitan. Suatu hari fifi mau di titipkan kepada bu leknya ke Wonogiri, karena papa mamanya sidah tidak betah melihat anaknya yang bersikap seperti itu. Suatu saat pada fifi baru pulang sekolah ia disuruh mama nya untuk ganti baju kemudian datang ke meja makan untuk diberitahukan liburnya di Wonogiri. Fifi sayang hari senin sudah libur kenaikan kelas kan mama papa maunya kamu berlibur ke wonogiri karenan mama papa mau ke bandung. Tadi mama dapat kabar kalau kak fani sakit. Apa fifi mau berlibur di rumah sakit? Gak kan. Ujir mama "fifi tidak ada pilihan lagi" mau gak mau fia harus pergi ke Wonogiri. Keesokan ia di jemput buleknya ia pergi ke Wonogiri bersama buleknya naik bus. Sampai di Wonogiri fifi masih berfikir karena mau apa di desa. Tidak ada mall, tidak ada teman, berfikir negatif melulu. Waktu menunjukkan jam 12, ia pun sholat selesai sholat ia pun tidur. Keesokan harinya bulek sedang masak fifi menghampiri buleknya dan tanya pada buleknya "bulek masak apa,?" bule pun menjawab "masak kangkung, telor ceplok, dan masak bayam." fifi pun bergumam "bayam lagi" tak lama kemudian rani tetangga bulek datang memberi tempe fifi pun berkenalan kepada rani disitu lah ia menemukan teman keesokan hari, fifi dan rani pergi kesawah untuk memetik sayuran, selama perjalanan fifi terjatuh sehingga kena lumpur semua sesampainya di sawah pemandangan begitu indah. Ia kagum dengan alam di sekitarnya. Ia pun memetik sayuran disan. Pada saat memetik sayuran ia terjatuh dan kakinya berdarah, ia pun mengerti dimana susah payahnya petani menanam sayuran, lalu ia pun sadar selama ini. Sesampainya di rumah sayuran itu di masak. Rani dan fifi pergi kerumah bulek rani, rumahnya jauh dan terletak di pelosok desa. Sesampainya ia pun di sambut hangat, selama di rumah buleknya fifi di ajari membuat anyaman dari bambu. Sore itu fifi baru selesai mandi. Badannya masih pegal-pegal akibat pergi ke rumah buleknya, tapi semua itu terbayarkan dengan pemandangan yang bagus. Fifi mendapatkan kabar dari papanya bahwa kakaknya sudah sembuh dan besok pagi ia dijemput untuk pulang ke Semarang. Fifi mengakhiri liburan di desa bersepeda mengelilingi desa bersama rani. Fifi berpamitan bersama rani, ia pun mengerti bahwa berlibur di desa tidak seburuk yang ia kira. Keesokan harinya papa lnya menjemput fifi dan fifi pun berpamitan bersama bulek dan neneknya. Sesampainya di semarang ia pun mengerti kehidupan dan akhirnya ia berhijab.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain