Text
Berbisnis Itu (Tidak) Mudah : Pengalaman Arifin Panigoro
Arifin Panigoro tidak hanya dikenal sebagai pengusaha sukses, tapi juga termasuk politisi vokal di tubuh PDI Perjuangan.
Selama 30 tahun perjalanan karier bisnisnya, Arifin membangun prinsip dan etika pengusaha. Sebagai pebisnis dia terkesan tak banyak bicara melainkan langsung bertindak dan memberi contoh.
Dalam buku ini, secara tak langsung Arifin ingin mengajarkan untuk tumbuh menjadi usaha yang kokoh maka harus melalui pasang surut kehidupan, tidak instan. Dan tak lupa proses pengelolaan bisnis yang baik dan mengedepankan etika menjadi keharusan yang tak boleh ditinggalkan.
Istilah populernya adalah good corporate governance (GCG). Terkesan mudah, namun menjadi suatu pilihan sulit. Mudah karena sesungguhnya prinsip-prinsip yang diyakini Arifin itu merupakan common sense dan dirindukan banyak orang.Sulit karena lingkungan bisnis di Indonesia tidaklah bersahabat dengan penegakan prinsip dan nilai good corporate governance.
Tim penulis buku ini terkesan sangat sistematis dan justru dengan langkah penulisan seperti ini akan sangat memudahkan pembaca yang kurang sabar mengikuti buku ini lembar demi lembar.
Dimulai dengan menampilkan ringkasan perjalanan Arifin membangun bisnisnya. Di sana tergambar ada suka dan duka, tak ketinggalan kiat-kiat dan kegigihan saat Arifin merintis usahanya.
Baru sesudah itu ditampilkan sembilan prinsip bisnis Arifin yang meliputi intuisi, kesetaraan, kejujuran, percaya diri, jejaring antar kawan, tanggung jawab, sumber daya manusia, kepedulian, dan kegigihan untuk berinovasi.
Masing-masing prinsip itu diuraikan lebih lanjut secara mudah bukan dengan penjelasan secara teori semata, tapi juga dilengkapi dengan contoh dan sikap hingga tindakan Arifin dalam menyelesaikan persoalan untuk menangkap peluang.
Hal itu masih dilengkapi dengan contoh nyata Arifin dalam merealisasikan gagasan, membangun kemitraan, mendorong tumbuhnya sikap wirausaha dan mendelegasikan wewenang.
Dijalankannya seluruh langkah tersebut menyebabkan kelompok usaha Arifin tumbuh sebagai institusi bisnis yang dirintis oleh pengusaha lokal yang kokoh.
Didikan keluarga
Dalam Intuisi dan Nyali Jawa Minyak, peran keluarga pun tak ketinggalan diketengahkan sebagai pendidik Arifin. Sejak di bangku sekolah, Arifin telah dilibatkan oleh sang ayah, Jusuf Panigoro, yang membuka toko Harapan di Jalan Braga, Bandung, sebagai juru bayar dan simpan uang.
Tak heran, jiwa wirausaha, intuisi dan nyali bisnis Arifin terasah secara alami hingga menyebabkan dirinya tidak canggung saat memulai usaha bersama kawan-kawan sesama insiyur jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Langkahnya pun bahkan tergolong berani saat Medco melakukan pengambilalihan aset perusahaan minyak asing di Indonesia. Disusul mengubah Medco yang perusahaan keluarga menjadi perusahaan publik pada Bahkan pada 2004, anak perusahaan Medco di Australia yaitu Medco Energi Pte. Ltd. secara resmi menguasai 83,36% saham Novus Petroleum Ltd asal Australia yang mempunyai ladang minyak di Kakap dan Brantas Jawa Timur, Filipina, Australia, Oman, Uni Emirat Arab hingga Amerika Serikat.
Tentu saja langkah Medco-PT Meta Epsi Pribumi Drilling Company-hingga bisa menjadi salah satu pemain internasional tidak semudah membalikkan tangan bahkan ada sebuah berkah dari kebijakan pejabat saat itu.
Salah satunya adalah kebijakan Direktur Jenderal Minyak dan Gas, Wijarso yang tengah gencar mendorong pengusaha lokal untuk masuk ke bisnis minyak dan gas.
Terjerumus dalam investasi yang salah pun pernah dialami Medco, salah satunya investasi ke Kazakhstan dan Turkmenistan. Bahkan sampai harus membuat Arifin bolak-balik ke Kejaksaan Agung karena dituduh melakukan korupsi dalam penerbitan surat utang untuk Jasindo dan pembelian Dragon Oil.
Namun yang menarik adalah pada bab Sejuta Kawan Kurang, Satu Lawan Jangan saat berkomentar tentang perlunya sifat perkawanan sebagai pelengkap mutlak dari kecemerlangan otak. Ah, sudahlah. Ke laut saja, seloroh Arifin Panigoro.
Sebab kecakapan berkomunikasi dan membina keakraban telah menjadi telenta Arifin sejak belia. Begitu pula ketika dia menekuni kuliah di kampus ITB, kawan Arifin berasal dari beragam latar belakang.
Arifin berprinsip bahwa pertemanan harus dilakukan seluas mungkin lapisan orang. Ibarat kata, sejuta kawan kurang, satu lawan pun sudah kebanyakan. Sebab, toh bisnis pun seringkali berjalan lancar dengan adanya hubungan pertemanan.
Pertemanan yang dimaksud bukan sebagai ajang koncoisme yang merupakan praktek tak sehat bisnis, namun adanya pengertian dan komunikasi yang lebih baik sehingga terjalin sinergi bisnis yang baik.
226002782 | 650.1 ARI b | Perpustakaan SMAN 2 Kediri (600) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain